Perarakan Minggu Palma 2018, Gereja Katolik St. Isidorus Sukorejo

Sudah menjadi tradisi kira-kira 3 tahun belakangan ini, di Paroki St. Isidorus Sukorejo untuk mengadakan perarakan Minggu Palma. Jarak yang ditempuh memang tidaklah jauh, kira-kira 500 m. Perarakan diawali dari halaman SD Kanisius Sanjaya dan berakhir di Gereja Paroki.

Perarakan Minggu Palma tahun 2018 ini dipimpin oleh Rm. Paulus Agung Wijayanto, SJ. Antusias masyarakat sekitar tidak kalah dengan semangat umat Paroki St. Isidorus Sukorejo yang mengikuti perarakan. Mereka menunggu di sepanjang jalan untuk menyaksikan perarakan. sd.

Masih suka belajar menulis;

masih juga suka ambil foto & video pakai HP jelek.

Jalan Salib Alam, OMK Paroki St. Antonius Padua Kendal

Dua kendaraan asing, berupa 1 truk Polisi dan 1 truk Satpol PP tampak menyusuri hutan karet menuju desa Gebangan pada Sabtu pagi (17 Maret 2018). Cuaca mendung pagi hari itu tidak menyurutkan semangat beberapa pengurus lingkungan Gebangan untuk menyambut tamu mereka. Rombongan OMK Paroki St. Antonius Padua Kendal memang sengaja datang dengan menumpang 2 mobil asing tersebut.

Setelah melakukan segala persiapan dalam beberapa bulan belakangan, akhirnya terpilih hari Sabtu bertepatan dengan libur hari raya Nyepi untuk berkunjung ke desa Gebangan dan melaksanakan Jalan Salib Alam.

Jalan Salib Alam

Jiwa para kader muda Gereja Katolik Paroki St. Antonius Padua Kendal yang masih penuh dengan semangat ini, berkeinginan untuk mengembangkan diri dalam hidup rohaninya dengan melakukan Jalan Salib Alam di desa Gebangan. Dengan pendampingan beberapa tokoh umat Kendal serta dua Romo, yaitu Rm. Yohanes Sunaryadi, Pr dan Rm. Alexander Joko P, Pr, mereka berjalan kaki dari Kapel St. Paulus Gebangan menuju ke bukit cinta, sebagi titik puncak.

Bukan sekedar melaksanakan Jalan Salib sebagai sebuah ritual, para kader muda ini menggagas sebuah Jalan Salib di Alam, dengan menyusuri jalan-jalan setapak, bahkan tidak jarang mereka dapati medan yang susah dilalui. Terlihat sekali kekompakkan di antara mereka untuk bisa melalui jalan-jalan yang susah.

Terdapat 7 pos perhentian sepanjang jalan yang mereka lalui, selain membaca doa dan renungan jalan salib, di dalam pos-pos ini mereka akan melakukan Simulasi Rohani. Simulasi rohani demikian mereka menyebutnya, diberikan oleh para pendamping dengan tema sesuai dengan peristiwa sengsara Yesus. Di dalam simulasi rohani, kira-kira 40 orang peserta yang sudah dibagi dalam beberapa kelompok ini diajak untuk merenungkan dan memaknai setiap peristiwa dalam kehidupan, termasuk mencintai alam, mensyukuri kehidupan, bahkan juga diajarkan untuk menumbuhkan semangat nasionalis dalam diri peserta.

Pada akhir perjalanan, yaitu di bukit cinta, yang menjadi puncak perjalanan, mereka menanam pohon yang sudah dipersiapkan dan dibawa sepanjang perjalanan. SD.

“Tetap semangat dan setia dalam pelayanan untuk kemajuan Gereja, OMK generasi penerus Gereja” . SD.

Medan yang sulit bukan menjadi penghalang untuk tetap setia melayani dan memperjuangkan kemajuan Gereja.

Kerjasama kelompok untuk bisa mencapai tujuan, saling membantu dan melengkapi.

Renungan dan doa pada pos perhentian 2.

Kelompok diajarkan untuk bisa saling percaya yang membantu, pemimpin harus bisa mengarahkan seluruh anggotanya.

Rm. Alexander Joko P, Pr beserta Rm. Yohanes Sunaryadi, Pr, yang setia mendampingi para muda.

Romo Sun, demikian para umat memanggilnya, Romo Sun juga setia mengikuti perjalanan dan mendampingi para penerus Gereja ini.

Dalam perjalanannya, anak-anak muda ini memunguti sampah yang dijumpai, sebagai wujud kepedulian kepada Alam.

Simulasi Rohani berupa renungan yang diberikan oleh pendamping, Bapak Horeg.

Renungan dan doa pada pos perhentian 1.

Pendamping beserta umat Lingkungan Gebangan menunggu peserta di puncak bukit cinta.

Masih suka belajar menulis;

masih juga suka ambil foto & video pakai HP jelek.

“Kuasa Pengampunan”

Hujan sejak sore hari tidak menghalangi niat umat Paroki St. Isidorus Sukorejo untuk datang, berkumpul, dan menyembah dalam Persekutuan Doa Keluarga Sejati Katolik Sukorejo. Aula Gereja sore itu tidak hanya dipadati oleh umat dari Sukorejo, tetapi juga semangat yang tinggi dibawa oleh rombongan umat dari Lingkungan Gebangan. Tidak mau kalah, team CFM (Catholic Family Ministry) Semarang juga sudah mempersiapkan diri, bahkan sebelum para peserta datang. Semangat pelayanan yang tinggi yang membawa mereka datang jauh dari Semarang.

“Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” Mat 18:22

Kuasa Pengampunan, tema yang dibawakan oleh Bapak Freedy Koeswoyo dari Semarang sebagai pembawa Firman dalam PD hari Jumat, 16 Maret 2018. Mengampuni bukan hal yang mudah, perlu waktu dan kebesaran hati untuk melakukannya. Cuplikan film The Passion of The Christ, semakin membawa peserta kepada kesadaran bahwa Yesus bisa mengampuni orang-orang yang sudah membawanya kepada Via Dolorosa. Terkadang kita masih berat untuk bisa mengampuni, atau mau mengampuni dengan syarat. Tetapi lebih dari itu, Yesus juga mengajarkan untuk bisa juga memberkati orang yang menganiyaya kita (Rom 12:14-21).

Sebagai penutup, Bapak Freedy memberikan sharing tentang pengalaman pribadi beliau dalam mengampuni saudara yang sudah mengecewakannya. Lagu “sentuh hatiku” dinyanyikan sebagi penutup Firman, lagu yang tercipta karena pengalaman mengampuni ini, diharapkan bisa mengajarkan semua orang untuk juga bisa mengampuni.

Seakan tidak ingin meninggalkan suasana kebersamaan, setelah acara selesai, anak-anak Asrama Manik Hargo bersama dengan team CFM masih menikmati kebersamaan dengan berjoget bersama. (sd).

Masih suka belajar menulis;

masih juga suka ambil foto & video pakai HP jelek.